ProgramPendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi sebagai berikut: 1. Dimensi pengetahuan ( Knowledge); mencakup fakta, konsep dan generalisasi. 2. Dimensi keterampilan (Skills); mencakup keterampilan meneliti, berpikir, partisipasi sosial, dan berkomunikasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dijelaskan bahwa aspek perilaku pada kompetensi keterampilan yang dapat dimiliki peserta didik terdiri atas 1 keterampilan abstrak, merupakan kemampuan belajar yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan; 2 keterampilan konkret, merupakan kemampuan belajar yang mencakup aktivitas meniru, mencipta, memodifikasi, merangkai, melakukan, dan menguraikan. Mengembangakan kemampuan abstrak dan 40 kemampuan konkret peserta didik disesuaikan dengan karakteristik muatan pembelajaran. Beberapa deskripsi yang termasuk pada aspek perilaku kemampuan belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Aspek Kemampuan Belajar Aspek Kemampuan Belajar Deskripsi Mengamati Peserta didik mengamati objek, membaca tulisan, mendengarkan penjelasan, membuat catatan yang tentang yang diamati, kesabaran, waktu on task yang digunakan untuk mengamati Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik dapat berupa faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik Mencoba Peserta didik mengumpulkan informasi dan mencoba sesuai dengan jumlah dan kualitas sumber yang digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi, dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Menalar Peserta didik mampu mengembangkan interpretasi, mensintesis, argumentasi, dan kesimpulan keterkaitan antara berbagai jenis fakta/ konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan. Mengomunikasikan Menyajikan hasil dari mengamati sampai menalar dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, dan multi media. 41 Aspek perilaku keterampilan konkret kompetensi keterampilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Aspek Perilaku Keterampilan Konkret Aspek Keterampilan kongkret Deskripsi Persepsi perception Menunjukan perhatian untuk mengenali objek melalui pengamatan dan mengolah hasil pengamatan dalam pikiran Kesiapan set Menunjukan kesiapan mental, fisik, dan emosi untuk berinteraksi Meniru guided response Melakukan peniruan dan pengembangan respon baru melalui trial and error Membiasakan gerakan mechanism Munculnya respon-respon baru dan performance skill dalam berbagai bentuk Mahir complex or overt response Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi Menjadi gerakan alami adaptation Pengembangan keterampilan diciptakan sendiri berdasarkan perilaku yang sudah dikuasai Menjadi tindakan orisinal origination Mampu mengembangkan kreativitas gerakan baru yang alami dan sulit ditiru sehingga menjadi ciri khasnya Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah dijelaskan bahwa aspek perilaku pada kompetensi keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik mengacu pada KI IV mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam teori. Cara menilai aspek perilaku pada kompetensi keterampilan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi menggunakan rubrik 42 penskoran. Nilai akhir diperoleh dari rerata capaian optimum nilai tertinggi berdasarkan kegiatan yang dilakukan peserta didik seperti praktik/unjuk kerja, pembuatan proyek, pembuatan produk, pengumpulan portofolio secara terpisah. Hasil akhir dilengkapi dengan deskripsi kemampua peserta didik.. 2 Teknik dan instrumen menilai kompetensi keterampilan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dijelaskan bahwa kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Kompetensi tersebut dapat dinilai menggunakan 1 penilaian unjuk kerja/praktek, 2 projek, 3 Produk, 4 Portofolio, 5 Tertulis. Berikut akan dijelaskan lebih rinci tentang teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi a Penilaian unjuk kerja/praktek Penilaian yang digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu atau suatu aktivitas dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan penilaian unjuk kerja, yaitu 1 Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukan kemampuannya. 2 Kelengkapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja. 3 Kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. 4 Kemampuan yang dinilai tidak terlalu banyak sehingga dapat diamati. 43 5 Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan langkah pekerjaan yang akan diamati. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja/praktek peserta didik dapat berupa daftar cek dan skala penilaian rating scale. Daftar cek digunakan untuk memberikan penilaian pada penguasaan kompetensi tertentu yang dapat diamati pada diri peserta didik, sedangkan skala penilaian digunakan untuk memberikan nilai secara kontinum terhadap penguasaan kompetensi peserta didik. Rentang angka dari angka tidak sempurna sampai sempurna menjadi skala penilaian. Misalnya 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. b Penilaian projek Projek adalah penilaian terhadap tugas-tugas belajar learning tasks yang diberikan kepada peserta didik mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki, dan kemampuan menginformasikan peristiwa, fenomena, atau kegiatan secara jelas. Menurut Sunarti dan Selly Rahmawati 2014 63 menjelaskan ada 3 tiga hal yang perlu dipertimbangkan oleh pendidik dalam melakukan penilaian projek yaitu 1 kemampuan pengelolaan kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan; 2 relevansi atau kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, 44 pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran; 3 keaslian proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karya sendiri, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek tersebut. Instrumen penilaian proyek menggunakan penskoran hasil kinerja yang meliputi skor penilaian dan lembar penilaian proyek berupa kriteria penilaian atau rubrik. Rubrik penskoran dinyatakan menggunakan skala penilaian menggunakan tingkat skala atau kriteria sebagai berikut 4 Tingkat skala dinyatakan dalam 4 tingkat, 5 tingkat dan 6 tingkat. Misalnya 4 tingkat, skala 1 untuk tingkat kinerja terendah dan skala 4 untuk tingkat kinerja tertinggi. 5 Respon menggunakan skala tingkat Kurang D, Cukup C, Baik B, Sangat Baik A atau Tidak Pernah TP, Kadang-kadang KD, Sering SR, Selalu SL. c Produk Penilaian produk adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti makanan, pakaian, sarana kebersihan, alat-alat teknologi, hasil karya seni, dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam. Pelaksanaan penilaian pada pembuatan produk meliputi 3 tiga tahapan yang perlu dinilai yaitu 1 tahap persiapan, meliputi penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan 45 mengembangkan gagasan, dan mendesain produk; 2 tahap proses pembuatan produk, meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik; 3 tahap hasil, meliputi penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Cara untuk menilai produk dapat menggunakan, yaitu 1 cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan baik persiapan, proses, dan hasilnya; 2 cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, dilakukan hanya pada hasil atau tahap penilaian produk. Instrumen yang digunakan untuk menilai produk menggunakan skala penilaian yang berisi aspek dan skala penilaian. Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang akan dinilai. Skala penilaian menggunakan skala tingkat 1-4. Rentang angka dari angka tidak sempurna sampai sempurna menjadi skala penilaian. Misalnya 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. d Portofolio Portofolio merupakan penilaian seluruh karya atau dokumen peserta didik secara individu pada satu periode untuk satu mata pelajaran. Informasi perkembangan kemampuan peserta didik tersebut dilakukan terus-menerus dan bersifat reflektif untuk melakukan perbaikan. Portofolio 46 dilakukan untuk melihat dinamika perkembangan kemampuan belajar peserta didik melalui karya-karya. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan penilaian portofolio 1 menentukan kompetensi dasar KD yang akan dinilai dan diinformasikan kepada peserta didik pada awal semester; 2 merumuskan tujuan pembelajaran; 3 menjelaskan tentang tujuan penggunaan, macam dan bentuk serta kriteria penilaian dari kinerja dan atau hasil karya peserta didik; 4 menentukan kriteria penilaian; 5 menentukan format pendokumentasian hasil penilaian portofolio yang meliputi memuat topik kegiatan tugas portofolio, tanggal penilaian, dan catatan pencapaian; 6 menyiapkan map yang diberi identitas nama peserta didik, kelas/semester, nama sekolah, nama mata pelajaran, dan tahun ajaran sebagai wadah pendokumentasian portofolio peserta didik. Instrumen portofolio menggunakan instrumen daftar cek yang berisi kompetensi dasar, tanggal pembuatan, aspek yang diamati, dan komentar dari guru. e Tes tulis Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dijelaskan bahwa tes tulis dapat digunakan untuk menilai kompetensi keterampilan selain untuk menilai kompetensi pengetahuan. Kompetensi keterampilan 47 yang dapat dinilai menggunakan tes tulis seperti menulis karangan, menulis laporan, dan menulis surat. Instrumen tes tulis yang digunakan tidak jauh beda dengan tes tulis pada penilaian komoetensi pengetahuan, yaitu berbentuk soal. Bentuk soal tertulis dapat berupa memilih jawaban pilihan ganda, dua pilihan benar-salah; ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat dan menyuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat, dan uraian.
KeterampilanSosial Emosional dapat diartikan sebagai keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, belajar dan sikap mengenai aspek sosial dan emosional. Adapun keterampilan sosial emosional (KSE) yang perlu dikembangkan guru dalam menerapkan kurikulum merdeka yaitu : 1. Kesadaran diri (Self Awarness)
Setiap orang umumnya memiliki bakat dan keterampilan terpendam dalam diri masing-masing. Bakat dan keterampilan tersebut akan muncul jika diasah, dilatih, dikembangkan, dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan dalam diri yang dikembangkan akan menjadi suatu kekuatan positif yang mampu memberikan nilai tambah pada pribadi seseorang. Orang yang memiliki keterampilan positif dalam dirinya akan mampu menjalani kehidupan yang lebih berkualitas. Keterampilan dalam diri seseorang bisa muncul baik secara internal maupun eksternal. Artinya, ada sebagian orang yang memang memiliki bakat atau keterampilan terpendam dalam dirinya sehingga jika mendapat stimulasi akan muncul dengan sendirinya. Namun ada pula sebagian orang yang memiliki keterampilan tertentu karena belajar dan berlatih secara tekun. Disadari atau tidak setiap orang memiliki keterampilan berharga yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupannya. Keterampilan berharga tersebut bahkan bisa dimiliki sepanjang hidup tanpa dibatasi dengan masa kadaluarsa. Apa sajakah keterampilan berharga tersebut? Simak uraiannya berikut ini. ane. Berpikir secara visioner Apa itu visioner? Visioner dapat dipahami sebagai kemampuan untuk memandang jauh ke depan. Kesuksesan di setiap aspek kehidupan baik karir, asmara, maupun keluarga akan lebih mudah diraih seseorang apabila ia memiliki tekad yang kuat dan mampu memvisualisasikannya sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan memvisualisasikan inilah sebagai wujud dari keterampilan berpikir secara visioner. Seseorang dengan pemikiran yang visioner akan mampu mencitrakan langkah-langkah yang harus ditempuh termasuk memprediksikan kendala-kendala yang mungkin akan dihadapi dalam upaya mencapai tujuannya. Ketika seseorang memiliki keinginan bahkan ambisi yang besar, jika ia memiliki keterampilan berpikir secara visioner, maka ia tentu akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan ambisi tersebut. Ia akan menyimpan gambaran ambisinya, memecahnya menjadi sub tujuan, membangun langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan, kemudian mengeksekusinya. Kebulatan tekad untuk mewujudkan keinginan dan meraih tujuan sering kali mampu menepis pengaruh-pengaruh negatif yang berusaha menjegal jalannya. Ia mampu menjaga komitmen dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai. Sebagai contoh anak dari keluarga miskin yang bercita-cita kuliah di luar negeri. Banyak orang yang akan menganggap hal itu tak akan mungkin terwujud bahkan tak sedikit yang akan menertawakan dan mencibirnya. Namun si anak miskin tetap tertekad kuat untuk mewujudkan keinginannya. Ia belajar dengan giat untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri, tanpa mendengarkan cibiran dari lingkungan sekitarnya, tetap fokus pada tujuannya. Kegigihan usaha yang dilakukan tak mengkhianati hasil, ia pun mampu meraih beasiswa kuliah di luar negeri. Intinya, kemampuan mengartikulasikan keinginan dan memvisualisasikannya dalam wujud perbuatan positif guna mencapai tujuan merupakan keterampilan berharga yang bisa dimiliki sepanjang hidup. 2. Inspirasional Istilah inspirasional memang tidak ditemukan di dalam Kamus Besar Bahasa Republic of indonesia KBBI. Meski begitu istilah ini dapat dipahami sebagai kemampuan untuk mengilhami dan memotivasi orang lain. Kemampuan ini termasuk keterampilan berharga yang bisa dimiliki seseorang di sepanjang hidupnya. Bagaimana bisa? Idealnya orang yang memiliki kemampuan teknis berpeluang mencapai tingkat karir yang tinggi. Kenyataannya tidaklah demikian. Orang yang berkompeten secara teknis mampu dikalahkan oleh orang yang biasa-biasa saja secara teknis tetapi karismatik. Karismatik merupakan sifat dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan kemampuan luar biasa dalam membangkitkan rasa kagum terhadap dirinya. Orang yang karismatik cenderung memiliki kualitas pribadi yang baik dan menyenangkan. Kualitas pribadi tersebut diwujudkan dalam kemampuan membuat orang lain merasa nyaman. Orang yang berkarisma memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Keterampilan inspirasional merujuk pada pesona sejati, bukan manipulatif atau sebatas pencitraan belaka. Orang yang inspirasional akan lebih mudah mengilhami orang lain untuk berbuat hal-hal positif tanpa perlu menekan apalagi mengancam. Kemampuannya menginspirasi dan memotivasi orang lain lebih dipengaruhi oleh kekuatan “inner beauty” dalam dirinya, bukan polesan palsu yang menipu. iii. Mampu beradaptasi Setiap orang berproses dalam perjalanan hidupnya. Selama berproses tersebut, pastilah akan ada perubahan-perubahan yang dihadapi. Kemampuan menghadapi perubahan dan beradaptasi dengannya menjadi suatu keterampilan positif yang bisa dimiliki oleh setiap orang sepanjang hidupnya. Hidup akan selalu ada masalah. Namun, poinnya bukan pada jenis masalah yang terjadi, tetapi cara merespon dan menghadapi masalah yang terjadi. Kemampuan beradaptasi merupakan keterampilan dalam menerima dan menyesuaikan diri dengan segala situasi dan kondisi yang dihadapi, baik sukses atau gagal, senang atau susah, bahagia atau sedih, cinta atau benci, dan lain sebagainya. Keterampilan ini memungkinkan seseorang untuk berlapang dada menerima segala kondisi yang bahkan tidak diinginkannya sehingga bisa bersikap secara bijak. Ketika seseorang memiliki keterampilan beradaptasi yang baik, ia akan dengan mudah mengendalikan diri dan tetap bersikap tenang. Harus disadari bahwa kehidupan tidak bisa selalu berjalan sesuai dengan keinginan setiap individu. Sebaliknya, justru masing-masing individulah yang harus mengubah diri sendiri untuk bisa mengikuti alur kehidupan yang dilaluinya. Orang yang mampu beradaptasi dengan baik cenderung memiliki pola pikir yang lebih terbuka, mampu mendengarkan dan menerima pendapat orang lain. Selain itu, orang yang memiliki keterampilan ini berani tampil kreatif dan inovatif untuk memecahkan suatu masalah dan menyesuaikan perilaku serta tindakan sesuai tuntutan kehidupannya. iv. Tekun dan mampu bersikap positif Sebagian orang mungkin diberkati dengan keberuntungan sehingga mereka tak perlu bersusah-payah dalam menjalani kehidupannya. Namun, tak sedikit yang harus berjuang melalui banyak kesulitan untuk sampai pada kehidupan yang nyaman. Bahkan kebanyakan tak sanggup menghadapi kesulitan demi kesulitan yang mendera kehidupannya dan berakhir pada stres, frustrasi, depresi, dan penyakit mental lainnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Pikiran negatif menghasilkan sikap yang negatif. Oleh sebab itu, berpikirlah secara positif agar menghasilkan sikap yang positif pula. Meski tampak sederhana, namun tak semua orang mampu mengaplikasikan keterampilan berharga ini. Kebanyakan orang lebih mudah berprasangka dan terpancing emosi ketika menghadapi situasi atau kondisi yang tidak diinginkannya. Mereka cenderung mencari kambing hitam’ yang bisa disalahkan atas segala permasalahan dan kesulitan yang dihadapinya, sehingga mengesampingkan introspeksi diri. Sikap berbeda akan ditunjukkan oleh orang-orang yang mampu berpikir secara positif. Saat menghadapi masalah atau kesulitan, meski dirasakan bebannya begitu berat, namun mereka mampu bersikap positif dan menghadapinya dengan sabar dan tekun. Ketekunan dan sikap positif itu akan sangat membantu melewati masa-masa sulit. Sikap positif dapat dikembangkan dengan melakukan hal-hal yang sifatnya positif, seperti meditasi untuk menenangkan pikiran dan berusaha me-review hal-hal yang telah dilalui sehingga dapat mengenali dan mengetahui permasalahan yang terjadi. Selain itu, sikap positif juga dikembangkan melalui olahraga, konsumsi makanan sehat, membaca sesuatu yang inspirasional, dan memvisualisasikan tujuan yang akan dilakukan esok hari. Keterampilan hidup lifeskill sangatlah penting dan menjadi salah satu aset’ berharga dalam diri yang mampu menunjukkan kualitas pribadi seseorang. Tak hanya untuk sesaat, keterampilan diri yang senantiasa dikembangkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi keterampilan berharga yang bisa dimiliki sepanjang hidup. Artikel Terkait Mental Kaya adalah Kunci Mencapai Sukses Softskill yang Penting Dimiliki agar Sukses Anak Mau Punya Skill Bisnis? Ini Tip Buat Orangtua! Skill Berharga dalam Kehidupan, Pastikan Anda Memilikinya Demikianlah artikel tentang four keterampilan berharga yang bisa dimiliki sepanjang hidup, semoga bermanfaat bagi Anda semua. Dalamdimensi keterampilan (psikomotor) siswa dituntut untuk Kreatif, Produktif, Kritis, Mandiri, Kolaboratif, dan Komunikatif melalui pendekatan ilmiah yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik dimana didalam nya terdapat proses pembelajaran yang terdiri atas 5 pengalaman belajar pokok menurut Permendikbud No 81 A tahun 2013 Keterampilan adalah kemampuan yang digunakan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat Davis dalam Asrori, 2020, hlm. 115. Artinya melalui keterampilan, seseorang dapat mengerjakan atau membuat sesuatu dengan mudah seperti pada keterampilan pemrograman komputer, keterampilan bermain sepak bola, keterampilan menulis, dsb. Selanjutnya menurut Nadler dalam Asrori, 2020, hlm. 115 keterampilan adalah kegiatan yang memerlukan praktik atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. Berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang akan membutuhkan kognisi dan menghasilkan produk akademik saja, keterampilan membutuhkan praktik atau aktivitas tertentu dalam pengerjaan maupun pembelajarannya. Lebih lanjut Soemarjadi dalam Asrori, 2020, hlm. 115 menjelaskan bahwa keterampilan merupakan perilaku yang diperoleh melalui tahap-tahap belajar, keterampilan berasal dari gerakan-gerakan yang kasar atau tidak terkoordinasi melalui pelatihan bertahap gerakan tidak teratur itu berangsur-angsur berubah menjadi gerakan-gerakan yang lebih halus, melalui proses koordinasi diskriminasi perbedaan dan integrasi perpaduan sehingga diperoleh suatu keterampilan yang diperlukan untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain, keterampilan memerlukan proses pengondisian yang membuat seseorang terbiasa sehingga lihai untuk memberikan respons terhadap suatu persoalan yang tengah dihadapi oleh keterampilan tersebut. Dalam pengertian yang lebih kontekstual, Nurjan 2020, hlm. 50 menjelaskan bahwa keterampilan adalah kemampuan yang melibatkan gerakan-gerakan motorik atau berhubungan dengan saraf dan otot-otot neuromuscular untuk melakukan, memperoleh, dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu seperti olah raga motorik kasar, memainkan instrument musik motorik halus, memperbaiki barang elektronik, dan lain lain yang membutuhkan latihan-latihan intensif dan teratur dalam proses pembelajarannya Nurjan, 2020, hlm. 50. Sementara itu, menurut Reber 1988 dalam Nurjan, 2020, hlm. 46, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Dengan demikian, keterampilan bukan hanya meliputi kemampuan untuk melakukan teknis suatu hal saja, melainkan melibatkan pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif pula. Oleh karena itu, keterampilan sering disebut sebagai kemampuan yang melibatkan aktivitas mental psikomotorik, yakni campuran dari gejala jiwa kognitif dan motorik. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku kompleks yang tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan kebutuhan persoalan yang tengah dihadapi menggunakan kemampuan mental psikomotorik atau campuran dari kognitif dan motorik melalui pelatihan atau pengondisian bertahap yang akan semakin membuat seseorang terbiasa dan lihati akan suatu aktivitas atau praktik. Aspek-Aspek Keterampilan Menurut Robbins 2000, hlm. 494 pada dasarnya keterampilan dapat dikategorikan menjadi empat aspek utama, yaitu sebagai berikut. Keterampilan Dasar Basic Literacy Skill Keterampilan dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang seperti membaca, menulis, mendengar dan lain-lain. Keahlian Teknik Technical Skill Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang dimiliki seperti menghitung secara cepat, mengoperasikan komputer dan lain-lain. Keahlian Interpersonal Interpersonal Skill Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja seperti menjadi pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja sama dalam suatu tim. Menyelesaikan Masalah Problem Solving Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menjalankan logika, beragrumentasi dalam penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik. Jenis-Jenis Keterampilan Menurut Katz dalam Silalahi, 2015, hlm. 56 terdapat beerapa jenis-jenis keterampilan umum yang di antaranya adalah sebagai berikut. Keterampilan Teknik Technical Skills Keterampilan teknik merupakan kompetensi spesifik untuk melaksanakan tugas atau kemampuan menggunakan teknik-teknik, alat-alat, prosedur dan pengetahuan tentang lapangan yang spesialisasi secara benar dan tepat dalam pelaksanaan tugasnya. Keterampilan Administratif Keterampilan administratif merupakan kemampuan untuk mengurus, mengatur, dan mencatat informasi tentang pelaksanaan dan hasil yang dicapai serta berbagai hambatan-hambatan yang dialami maupun kemampuan mengikuti kebijakan dan prosuder. Keterampilan Hubungan Manusia Keterampilan hubungan manusia adalah kemampuan untuk memahami dan memotivasi orang lain sebagai individu atau dalam kelompok. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan menyeleksi pegawai, menciptakan dan membina hubungan yang baik, memahami orang lain, memberi motivasi dan bimbingan dan mempengaruhi para pekerja baik secara individual maupun kelompok. Keterampilan Konseptual Keterampilan konseptual adalah kemampuan mengoordinasi mengintegrasi semua kepentingan dan aktivitas organisasi atau kemampuan mental mendapatkan, menganalisa dan intervensi informasi yang diterima dari berbagai sumber. Ini mencakup melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan, memahami bagaimana hubungan antar unit atau bagian secara keseluruhan, memahami bagaimana bagian-bagian tergantung pada yang lain dan mengantisipasi bagaimana suatu perubahan dalam tiap bagian akan mempengaruhi keseluruhan. Kemampuan melihat gambaran keorganisasian secara keseluruhan dengan pengintegrasian dan pengoordinasian sejumlah besar aktivitas-aktivitas merupakan keterampilan konseptual. Keterampilan Diagnostik Keterampilan diagnostik berhubungan dengan kemampuan untuk menentukan keputusan melalui analisa dan pengujian hakikat dari suatu kondisi-kondisi khusus. Keterampilan diagnostik dapat dapat dimaksudkan sebagai kemampuan secara cepat mendapatkan sebab yang benar dari suatu situasi tertentu melalui satu data yang simpang siur, observasi dan fakta-fakta. Soft Skills dan Hard Skills Keterampilan juga dapat dibagi menjadi dua jenis utama yang belakangan menjadi fenomena yang banyak diamati oleh para peneliti. Soft Skills Keterampilan Halus Irawan & Suprapti 2018, hlm. 38 berpendapat bahwa soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain interpersonal skills dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri intrapersonal skills yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Hard Skills Keterampilan Kasar Hard skills atau kemampuan kasar merupakan keterampilan teknis untuk mengerjakan atau melakukan suatu hal spesifik agar mampu menggeluti suati profesi, baik itu kemampuan untuk menulis kreatif, memperbaiki peralatan elektronik, mengajar di sekolah, dsb. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menurut Notoatmodjo 2014 mengatakan keterampilan adalah aplikasi dari pengetahuan, sehingga tingkat keterampilan seseorang berkaitan dengan tingkat pengetahuan, dan pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini. Tingkat Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pengetahuan yang dimiliki sehingga seseorang tersebut akan lebih mudah menerima halhal yang baru. Umur Semakin cukup umur seseorang, akan semakin dewasa dalam berpikir dan bekerja. Pengalaman Pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sebagai sumber pengetahuan untuk memperoleh suatu kebenaran. Pengalaman yang pernah didapat seseorang akan mempengaruhi kematangan seseorang dalam berpikir dalam melakukan suatu hal. Selain itu, menurut Hidayatun 2018 faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan secara langsung adalah sebagai berikut. Motivasi Motivasi merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan berbagai tindakan. Keahlian Keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat terampil dalam melakukan keterampilan tertentu. Keahlian akan membuat seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan yang sudah diajarkan. Indikator Keterampilan Menurut Mulyadi 2014 tingkat keterampilan individu dapat diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut. Menentukan cara menyelesaikan tugas/pekerjaan. Menentukan prosedur terbaik dalam melaksanakan tugas/pekerjaan. Menentukan ukuran/volume tugas terbaik yang dapat diselesaikan. Menentukan ukuran kualitas pekerjaan terbaik yang dapat diselesaikan. Referensi Asrori. 2020. Psikologi pendidikan pendekatan multidisipliner. Banyumas Pena Persada. Hidayatun, M., Safitri, D.,N Lestari , R .2018. Manajemen pendidikan. Yogyakarta Deepublish. Irawan, Suprapti, W. 2018. Revolusi soft skill memandu pembelajaran efektif dengan metode 7 m. Mojokerto CV. Sepilar Publishing House. Notoatmodjo. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Praktik. Jakarta Rajawali Pers. Nurjan, Syarifan. 2016. Psikologi Belajar. Ponorogo Wade Group. Robbins. 2000. Keterampilan dasar. Jakarta Raja Grafindo. Silalahi, Ulber. 2015. Asas-asas manajemen. Bandung Refika Aditama. mengenaicara berpikir, bersikap dan berperasaan seseorang terhadap orang lain (Arohmah, 2017). Sikap Caring yang dilakukan perawat tercermin pada saat perawat melakukan tindakannya sesuai dengan prosedur (Potter & Perry, 2009). Menurut Watson , caring adalah sikap yang paling utama dari Keperawatan. Praktek keperawatan menurut Keterampilan mengajar teaching skill merupakan keterampilan khusus most specific instructional behaviors yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan professional. Menurut Usman 2013 ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai seorang guru yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterangan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adapun penjelasan tersebut secara rinci Keterampilan bertanya dari calon seorang guru sangat diperlukan, karena dengan adanya guru yang mahir bertanya. Dengan adanya guru yang mampu membuat pertanyaan maka, guru dapat menggiatkan dan mengikut sertakan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons kepada seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan hasil dari pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus. Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atau umpan balik dari orang lain Barnawi & Arifin, 2016. Adapun dampak positif dari pemberian pertanyaan dalam proses pembelajaran yaitu meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, Meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang 11 dihadap, Menuntun proses berpikir siswa sehingga mampu memberikan ide atau gagasan, Memusatkan perhatian kepada siswa terhadap masalah yang dihadapi. Keterampilan memberikan penguatan reinforcement merupakan segala bentuk respons, apakah bersifat verbal maupun non verbal. Penguatan sendiri merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan umpan balik terhadap siswa sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatnya kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Keterampilan memberikan penguatan adalah respon positif yang dilakukan guru atau perilaku positif yang dicapai anak dalam proses belajarnya, yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut Marno & Idris, 2014. Penguatan memiliki pengaruh positif bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan bertujuan atara lain 1 Meningkatkan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran 2 Meningkatkan minat belajar siswa 3 Meningkatkan kegiatan belajar dan tingkah laku siswa yang produktif. Keterampilan mengadakan variasi, Tentunya dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar terdapat titik kebosanan siswa, faktor dari kebosanan tersebut akan mengakibatkan siswa menjadi tingkat motivasi, perhatian, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah akan menjadi menurun. Variasi stimulus merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa. Tujuan dari keterampilan mengadakan variasi antara lain a Meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran yang relevan b Memberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat siswa c Memupuk tingkah laku siswa yang positif terhadap guru dan sekolah d Memberikan rasa puas dan senang dalam menerima pelajaran. Sesuai dengan pendapat Mulyasa 2015 mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan 12 kebosanan. Jadi ketarampilan variasi adalah metode mengajar guru, variasi penggunaan media dan bahan ajar dan variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran, merupakan penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menujukkan adanya hubungan antara satu dengan yang lain, misalnya sebab dan akibat, Menurut Murni, dkk 2017 mengemukakan bahwa keterampilan menjelaskan merupakan aktivitas mengajar yang tidak dapat dihindari oleh guru. Penjelasan diperlukan karena tidak terdapat dalam buku, guru harus menuturkan secara lisan, Hal ini berarti menyebabkan guru dituntut untuk mampu menjelaskan. Untuk menyampaikan bahan pelajaran yang berkaitan dengan hubungan antar konsep, guru juga perlu menjelaskan secara runtut dan runut. definisi dengan contoh atau sesuatu yang sebelumnya belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupak ciri utama dari kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan bagian dari aspek guru dalam hubungan interaksi terhdap siswa di dalam kelas. Biasanya guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan berpengaruh langsung, misalnya dalam memberikan ide atau gagasan dan pendapat. Oleh sebab itu, perlu peningkatan keefektifan agar tercapainya hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan seorang guru sehingga bermakna bagi siswa. Tujuan dari keterampilan menjelaskan yaitu membimbing siswa untuk memperoleh dan memahami hukum, dalil fakta dan definisi, data prinsip secara objektif dan bernalar, Siswa terlibat dalam memecahkan suatu permasalahan, mendapatkan umpan balik dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran set induction merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental dan perhatian dapat terpusat pada pelajaran yang dipelajarinya, sehingga memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar Majid, 2015. Dengan kata lain, kegiatan dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal yang akan dipelajarinya. Kegiatan 13 membuka pelajaran tidak hanya diperlukan pada saat awal pelajaran, namun juga dilakukan setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan pasa saat jam perlajaran itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyampaikan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberikan acuan, terkait dengan materi pelajaran yang tidak dikuasai oleh siswa. Sedangkan menutup pelajaran closure merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar. Usaha menutup pelajaran bertujuan untuk memberi gambaran secara menyeluruh tentang apa saja yang dipelajari oleh siswa. Selain itu untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa dan guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar dikelas. Adapun komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yaitu menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi belajar siswa, memberikan acuan melalui berbagai usaha, meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum pelajaran dan membuat ringkasan, memberikan evaluasi yang dilakukan oleh guru dengan mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru, mengeksplorasi pendapat siswa, memberikan soal-soal tertulis. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar, akan tetapi tidak setiap guru mampu membimbing siswa untuk berdiskusi tanpa melalui latihan. Menurut Majid 2013 diskusi kelompok merupakan suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta bersikap positif. Dengan adanya diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi, termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, keterampilan ini dipelukan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Diskusi kelompok kecil merupakan proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, dan pemecahan masalah. Dari pengertian 14 tersebut maka diskusi kelompok kecil yaitu siswa berdiskusi secara berkelompok yang dipimpin oleh temannya maupun guru untuk bertukar informasi untuk memcahkan suatu permasalahan dan berlangsung secara terbuka. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial Asril, 2010. Berdasarkan pernyataan tersebut, keterampilan mengelola kelas digunakan untuk mengkondisikan proses belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan pemusatan perhatian guru terhadap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab abntara guru dan siswa atau siswa dan siswa Rachmah, 2014. Hal ini diartikan bahwa keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan berguna sebagai bentuk pendekatan guru kepada siswa dalam mengatasi, masalah-masalah belajarnya. Pengajaran ini memungkinkan siswa lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan siswa. Pada dasarnya, bentuk pengajaran ini dikerjakan dengan membagi kelompok kecil. Hakikat dari sistem pengajaran ini adalah terjalin hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa, siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing sesuai dengan kebutuhannya. Dari delapan aspek-aspek kompetensi mengajar peneliti menyimpulkan bahwa peranan guru sebagai organisator kegiatan belajar mengajar, sumber informasi narasumber, motivator bagi siswa, pembimbing kegiatan belajar siswa dan sebagai peserta kegiatan belajar, dengan hal tersebut guru dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, apabila siswa sangat antusias dalam kegiatan belajar mengajar seperti jumlah siswa bertanya banyak sehingga akan tercipta diskusi antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. 15 Kompetensi Guru Keberhasilan kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah tentunya tidak terlepas dari faktor kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi menurut Daryanto 2015 adalah kemampuan dan kecakapan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki oleh individu sehingga dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan baik. Imas, dkk 2017 mengungkapkan kompetensi merupakan kemampuan individu dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan, keahlian, dan sikap. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dijelaskan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh seorang pendidik dalam melaksankan keprofesionalnya. Jadi, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki seorang pendidik dalam melaksanakan keprofesionalnya. Guru merupakan seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan, karena guru adalah yang memberikan pengetahuan kepada peserta didiknya. Menurut Namawi 2015 Guru merupakan orang dewasa, yang karena perannya berkewajiban memberikan pendidikan kepada peserta didik. Selain itu guru juga merupakan teladan yang dicontoh oleh peserta didiknya. Jadi Kompetensi Guru merupakan perpaduan kemampuan antara kemampuan personal, sosial, spiritual, yang membentuk kompetensi dasar seorang guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas. Macam-Macam Kompetensi Guru Secara umum, guru harus memenuhi dua kategori yang memiliki capability dan loyality yaitu guru harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkan, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik dari mulai perencanaan implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak semata didalam kelas, tetapi sebelum dan sesudah kelas. Kedua kategori, capality dan loyality tersebut 16 terkandung dalam macam-macam kompetensi guru. Undang-Undang Guru dan Dosen serta PP No. 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa macam-macam kompetensi guru terbagi menjadi 4 meliputi kompetensi pedagogik/metodologis, profesionalisme, sosial dan kepribadian, berikut penjababaran berbagai macam kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik adalah Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik Kompetensi ini dilihat dari kemampuan seorang dalam merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, kemampuan melakukan penilaian. Mulyasa Yulianti, 2012 Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. Sejalan dengan pendapat Sadulloh 2018 bahwa pedagogik adalah ilmu yang memperlajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu agar dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah dalam hidupnya. Kompetensi pedagogik yang dimaksud antara lain kemampuan dalam memahami peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak, untuk pembelajaran yang mendidik antara lain kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Kompetensi Profesional merupakan kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Dalam Standar Nasional Pendidikan penjelasan Pasal 28 ayat 3 kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional. Kurikulum mata pelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan disubstansi keilmuan yang menaungi materinya. Serta 17 penguasaan terhadap struktural dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial. Subkompetensi professional adalah menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi dengan memiliki indikator esensial, memahami materi ajar yang ada di dalam kurikulum sekolah, memahami structural, konsep dan metode keilmuan, memiliki indikator essensial, menguasai langkah-langkah penelitian, dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia UU RI pasal 10 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien bagi siswa, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat. Peran yang dibawa pendidik dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap pendidik pun berbeda da nada kekhususan, terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan didaerah tempat tinggal. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan pendidik sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi 1 kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional 2 kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan; 3 kemampuan untuk menjalin kerjasama secara individual maupun secara berkelompok. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik. Menurut Barinto 2012 menjelaskan bahwa guru sebagai teladan bagi murid-muridnya yang harus memiliki sikap dan kepribadian yang dijadikan tokoh panutan idola dalam segala kehidupannya. Tugas utama seorang guru sebagai tenaga pendidik adalah mengajar. Memiliki karakteristik kepribadian sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan menjadi teladan terhadap peserta didik maupun masyarakatnya. Dengan demikian, pendidik akan tampil lebih menjadi sosok patut “digugu” ditaati nasihat/ucapan/perintahnya dan “ditiru” dicontoh sikap dan perilakunya. 18 Dari penjelasan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagai seorang guru yang baik harus memiliki empat kompetensi dalam mengajar yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Literasi Pengertian Literasi Literasi yang dalam bahasa inggrisnya Literacy berasal dari bahasa latin yaitu litera huruf sering diartikan sebagai keaksaraan. Jika dilihat dari makna harfiah literasi berarti kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Orang yang bisa membaca dan menulis biasa disebut dengan literat, sedangkan untuk orang yang tidak bisa membaca atau menulis disebut dengan iliterat atau buta aksara. Menurut Graff 2006 literasi merupakan kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Setidaknya dengan kedua hal tersebut masyarakat menjadi melek akan pengetahuan. Pendapat lain tentang literasi, menurut Romdhoni 2013 literasi merupakan peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan-keterampilan tertentu, yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi-informasi dalam bentuk tulisan. Literasi merupakan kegiatan memahami dan mengakses melalui berbagai aktivitas yang dilakukan seperti membaca, menulis dan melakukan kegiatan praktik yang disesuaikan dengan pengetahuan dan hubungan sosial Indarto 2017. Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa literasi merupakan sebuah konsep untuk mengembangkan secara kompleks dalam memahami dan menyampaikan informasi melalui aktivitas yang mencakup pengetahuan dan keterampilan. Penerapan literasi tidak hanya ditujukan kepada siswa sekolah melainkan masyarakat umum. Jenis-jenis literasi Istilah literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang lebih luas tetapi tetap menunjuk pada kemampuan atau kompetensi dasar literasi yakni kemampuan membaca dan menulis. Intinya, hal terpenting dalam literasi yaitu bebas buta aksara agar mudah dalam memhami semua konsep secara fungsional, sedangkan cara untuk emmeperoleh kemampuan literasi melalui pendidikan. 19 Menurut Setyawan 2018 Terdapat sembilan macam literasi yaitu literasi kesehatan, literasi finansial, literasi digital, literasi data, literasi kritikal, literasi visual, literasi teknologi, literasi statistik, literasi informasi berikut penjababaran berbagai jenis literasi Literasi Kesehatan merupakan kemampuan untuk memperoleh , mengolah, serta memahami informasi terkait dengan kesehatan serta layanan-layanan apa saja yang diperlukan didalam membuat keputusan kesehatan yang tepat. Dalam literasi kesehatan terdapat tiga kompenen yaitu kemampuan perawatan, upaya pencegahan penyakit, pendidikan/promosi kesehatan yang akan menghasilkan pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan kesehatan. Secara umum literasi kesehatan dapat menungkatkan pengetahuan kesehaan serta membantu individu atau masyarakat dalam pengambilan keputusan yang tepat tentang kesehatan mereka Russel, 2015. Literasi Finansial merupakan kemampuan didalam membuat penilaian terhadap informasi serta keputusan yang efektif pada penggunaan dan juga pengelolaan uang, hal ini terkait dengan bidang keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi dari pendapatan semata rendahnya pendapatan, kesulitan keuangan juga dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan miss-management seperti kesalahan penggunaan kredit, dan tidak adanya perencanaan keuangan. Kaly, Hudson dan Vush 2008 dalam penelitian Widyawati 2012 literasi finansial sebagai kemampuan untuk memahami kondisi keuangan dan untuk merubah pengetahuan itu secara tepat ke dalam perilaku. Literasi Digital merupakan kemampuan dasar secara teknis dapat menggunakan komputer serta menjalankan internet, dapat melakukan evaluasi terhdap media digital dan dapat merancang media komunikasi. Menurut UNESCO 2011 kecakapan life skills yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi tetapi juga melibatkan untuk kemampuan untuk dalam pembelajaran bersosialisasi, sikap berpikir kritis serta inspiratif sebagai kompetensi digital. Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan teknis seseorang dalam menggunakan alat tools atau piranti ICT, namun juga mencakup pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam 20 memahami suatu konten sehingga pada akhirnya gools-nya adalah mampu menciptakan pengetahuan baru. Literasi Data merupakan kemampuan untuk mendapatkan informasi dari data. Lebih tepatnya dalam memahami kompleks analisis data. Semakin perubahan zaman data menjadi sangat penting untuk dimaknai dan dipelajari karena dengan keberadaannya dapat dipahami bagaimana kondisi yang terjadi masa kini dan masa yang akan mendatang, dengan adanya teknologi yang semakin canggih mempermudahkan untuk mencari dan memanfaatkan data. Literasi Kritikal merupakan suatu pendekatan intruksional menganjurkan untuk adopsi perspektif secara kritis terhadap teks, atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini sebagai kemampuan untuk mendorong pembaca supaya lebih aktif menganalisis teks dan menjadi argumentasi untuk menyampaikan tekan literasi kritikal ada pada aspek criticality atau kemampuan untuk tidak mudah menerima atau bersifat kritis terhadap informasi yang diterima dengan cara mengevaluasi informasi tersebut baik dari unsur sosial, politik dan budaya. Literasi Visual adalah kemampuan untuk menafsirkan, menciptakan dan mengorganisasikan makna dari informasi yang berbentuk gambar visual. Literasi visual juga diartikan sebagai kemampuan dasar didalam menginterpretasikan teks tertulis, menjadi interpretasi dengan produk desain visual berupa gambar atau video. Literasi visual memungkinkan seseorang untuk dapat membedakan dan menafsirkan tindakan visual, objek, simbol yang mereka temui didunia. Literasi visual mendorong apresiasi dan pemahaman komunikasi visual. Kurangnya kesadaran akan literasi visual mempengaruhi kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif. Literasi Teknologi adalah kemampuan seseorang untuk bekerja secara independen maupun bekerja sama dengan orang lain secara efektif. Penuh dengan rasa tanggung jawab dan tepat dalam menggunakan instrument teknologi untuk mendapat, mengelola, menintegrasikan, mengevaluasi, membuat serta mengkomunikasikan informasi. Literasi teknologi tidak hanya dibatasi pada teknologi tetapi mencakup sikap/keputusan seseorang dalam memanfaatkan berbagai teknologi/inovasi hasil karya manusia secara baik dan benar. 21 Literasi Statistik adalah kemampuan untuk memahami statistik. Pemahaman mengenai memang diperlukan masyarakat supaya bisa lebih memahami materi yang dipublikasikan oleh media. Kemampuan seseorang dalam memahami, menginterpretasikan, dan merepresentasikan suatu data baik dalam bentuk tabel atau grafik. Literasi statistik menekankan pada aspek pemahaman terhadap informasi atau data yang diperoleh. Pemahaman tersebut meliputi pemahaman terhadap simbol atau istilah-istilah dasar statistik. Selain itu, kemampuan dalam menafsirkan dan mengkomunikasikan data atau informasi yang diperoleh menjadi bagia dari literasi statistik seseorang. Literasi informasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang didalam mengenali kapankah suatu informasi diperlukan dan kemampuan untuk menemukan serta mengevaluasi, kemudian menggunakannya secara efektif dan mampu mengkomunikasikan informasi yang dimaksud dalam berbagai format yang jelas dan mudah dipahami. Dalam kemampuan literasi informasi perlu adanya kemampuan dalam mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif serta pemahaman intrastruktur teknologi dalam transfer kepada orang lain, termasuk konteks sosial, politik, budaya, aspek ekonomi, aspek hukum dan dampaknya. Sedangkan menurut Waskim 2017 dijelaskan bahwa terdapat 5 jenis-jenis literasi yaitu literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual adapun penjabaran jenis-jenis literasi Literasi Dasar Basic teracy, literasi jenis ini bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan dalam mendengarkan, berbicara, membaca, Literasi Dasar Basic teracy, literasi jenis ini bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan dalam mendengarkan, berbicara, membaca,

Kesimpulan(penjelasan singkat mengenai sikap dan keterampilan yang dimiliki) - 52768304. mellygragika3990 mellygragika3990 8 jam yang lalu Kesimpulan (penjelasan singkat mengenai sikap dan keterampilan yang dimiliki)

Saat akan memasuki dunia kerja, life skill adalah sebuah kemampuan yang wajib kamu miliki. Mengapa demikian? Sebab, ia dapat membantumu dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul di tempat kerja. Jenis skill ini bahkan dapat memberikanmu posisi yang baik untuk berbagai perkembangan di dunia kerja, seperti promosi jabatan. Sayangnya, kemampuan satu ini tidaklah mudah untuk diraih. Butuh waktu yang cukup lama bagimu untuk menguasainya secara menyeluruh. Akan tetapi, tenang saja. Dalam artikel kali ini, Glints akan paparkan serba-serbi life skill, dimulai dari definisi, jenis-jenis, hingga cara terbaik untuk meningkatkannya. Nah, seperti apa penjelasannya? Simak selengkapnya dalam rangkuman di bawah ini! Definisi Life Skill Sebelum membahas jenis-jenis dan cara bagimu untuk meningkatkannya, kita perlu mengulas definisi dari kategori skill ini terlebih dahulu. Melansir Skills You Need, life skill atau keterampilan hidup, adalah jenis keterampilan yang kamu butuhkan untuk mengelola aktivitas dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari secara efektif. Penguasaan dan pengembangan keterampilan ini dapat meningkatkan kualitas dari semua bidang kehidupanmu, mulai dari karier hingga hubungan. Menguasai skill ini akan membantumu untuk menangani hampir semua hal dengan lebih baik, mulai dari cara memproses emosi hingga berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan hidup yang diperlukan dapat bervariasi sesuai dengan usia seseorang atau bahkan latar belakang budaya mereka. Bahkan, keterampilan apa pun yang berguna dalam hidupmu saat ini dapat dianggap sebagai life skill. Namun, kamu juga bisa menemukan beberapa keterampilan hidup yang terkadang terasa kurang diperlukan. Sebagai contoh, kemampuan menyetir mobil mungkin sangat dibutuhkan bila kamu hidup di daerah perkotaan. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan diperlukan bagi mereka yang beraktivitas di daerah pedesaan dengan ruas jalan yang sempit. Life Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja © Seperti yang sudah Glints paparkan, life skill adalah kumpulan keterampilan yang kamu butuhkan untuk bertahan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut juga mengacu pada kehidupanmu di dunia kerja. Sebab, skill ini bisa mempermudahmu saat menangani semua tugas dan rintangan yang ditemukan selama aktif bekerja. Bahkan, saking pentingnya, tak jarang pihak rekruter akan memprioritaskan kandidat yang dianggap sudah menguasai keterampilan hidup. Nah, memangnya, apa saja jenis life skill yang akan kamu butuhkan di dunia profesional? Berikut penjelasannya. 1. Komunikasi Salah satu life skill yang kamu perlu kuasai sebelum masuk ke dunia kerja adalah komunikasi. Komunikasi mengacu pada kemampuanmu untuk menyampaikan informasi kepada orang lain, baik secara lisan, tertulis, atau melalui bahasa tubuh. Ia merupakan salah satu kemampuan terpenting yang harus dimiliki setiap orang di tempat kerja. Berikut adalah beberapa jenis kemampuan communications yang perlu kamu pelajari, dikutip dari The Balance Careers. bahasa tubuh atau body language listening literacy kemampuan presentasi kemampuan public speaking komunikasi verbal 2. Resiliency Jenis life skill berikutnya yang wajib kamu miliki di dunia kerja adalah resiliency. Skill ini mengacu pada kemampuanmu untuk mengatasi segala bentuk rintangan dan bangkit kembali dari kegagalan. Dalam tempat kerja, kemampuan ini dapat diterapkan saat kamu harus mengelola beban kerja yang berat hingga menghadapi rekan kerja yang toxic. Intinya, resiliency akan kamu perlukan untuk bertahan dalam kehidupan dunia profesional yang penuh tekanan dan kompetitif. 3. Decision making Decision making merupakan life skill yang penting untuk dimiliki, baik di dalam maupun di luar tempat kerja, sesuai ujaran Indeed. Rekruter biasanya menginginkan kandidat yang tahu bagaimana cara menganalisis situasi, mempertimbangkan berbagai pilihan, dan membuat keputusan terbaik berdasarkan informasi yang mereka miliki. Tingkat kepercayaan diri juga diperlukan untuk membuat keputusan tegas dan menghindari menebak-nebak diri sendiri. Keterampilan decision making sendiri dapat mencakup pemikiran kreatif, pemilihan prioritas, dan manajemen waktu. 4. Cooperation Cooperation adalah salah satu jenis life skill lainnya yang wajib kamu kuasai di dunia kerja. Sebab, untuk memiliki perkembangan dalam karier, kamu harus bisa bekerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari sebuah tim. Meningkatkan keterampilan cooperation mengharuskanmu untuk memperkuat keterampilan manajemen konflik, communications, dan empati. 5. Problem solving Problem solving juga menjadi salah satu life skill yang wajib kamu miliki di dunia profesional. Menurut laman Berkeley Wellbeing, problem solving dapat didefinisikan sebagai proses berpikir di mana kita menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kita untuk mengelola situasi yang tidak dikenal. Kemampuan ini diperlukan saat kamu bertemu dengan masalah baru di kantor. Dalam kata lain, ia memungkinkanmu untuk menemukan solusi terbaik dalam tiap rintangan yang ditemukan. 6. Empathy Jenis life skill selanjutnya yang wajib kamu miliki di dunia kerja adalah empathy atau empati. Kemampuan ini merujuk pada cara seseorang memahami dan mempedulikan perasaan serta pola pikir orang-orang di sekitarnya. Meskipun terkesan sepele, empati dapat membantu kita menerima orang lain yang mungkin berbeda dari diri kita sendiri. Keterampilan hidup ini akan membantumu meningkatkan interaksi sosial, terutama dalam lingkungan yang memiliki keragamanan etnis atau budaya. 7. Stress management Menurut Ask Educareer, merasa insecure serta selalu dalam tekanan telah membuat banyak karyawan kehilangan semangat bekerja dan akhirnya jatuh sakit. Perasaan seperti ini biasanya terjadi karena stres menumpuk yang tidak bisa dikelola dengan baik. Maka dari itu, stress management merupakan life skill yang sangat kamu butuhkan di dunia kerja untuk menjadi lebih produktif dan bahagia. Tujuan skill ini sendiri adalah supaya kamu memiliki kehidupan profesional dan personal yang seimbang, dengan waktu untuk bekerja, interaksi sosial, dan bersenang-senang yang setara. 8. Creative thinking Tanpa disadari, creative thinking adalah salah satu life skill yang wajib dimiliki semua pekerja di dunia profesional. Mengapa demikian? Sebab, kemampuan ini akan membantumu dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah secara sistematis. Ia juga akan membantu masing-masing individu dan perusahaan untuk menjadi lebih produktif dan siap dengan inovasi yang mampu memberikan hasil baik bagi bisnis. Nah, creative thinking sendiri mengacu pada skill untuk berpikir realistis dan memahami konteks dalam ide-ide yang akan dituang. Saking pentingnya, kemampuan satu ini bahkan menjadi prioritas rekruter saat mereka sedang mencari karyawan baru, seperti diungkapkan oleh PR Newswire, 9. Flexibility Life skill selanjutnya yang patut kamu kuasai jika ingin sukses di dunia profesional adalah flexibility. Skill ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk mampu dengan cepat beradaptasi dengan keadaan baru. Dalam arti, kamu bisa mengerjakan tugas yang berada di luar jobdesc dan menangani berbagai masalah baru. Melansir We Work, karyawan yang fleksibel dapat mengubah rencana mereka untuk menavigasi atau mengatasi hambatan yang tidak terduga. Hasilnya, mereka menjadi idaman perusahaan besar yang sering kali berhadapan dengan berbagai risiko asing. 10. Conflict resolution Conflict resolution adalah jenis life skill terakhir yang akan kamu perlukan sebelum terjun ke dunia kerja. Skill ini menggambarkan kemampuan seseorang untuk mengatasi perbedaan dan menemukan kesamaan agar setiap orang bisa bekerja sama secara damai. Keahlian ini sering dianggap sebagai bagian kecil dari skill leadership. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, setiap pekerja profesional rasanya perlu memiliki kemampuan conflict resolution. Manfaat Life Skill Seperti yang sudah dituliskan di atas, manfaat life skill akan terasa jika kamu bisa menerapkannya dengan baik di tempat kerja. Indeed memaparkan berikut adalah beberapa manfaat life skill 1. Mencapai potensi penuh yang kamu miliki Keuntungan yang bisa didapatkan dari menerapkan life skill adalah menyadari potensi-potensi yang kamu miliki, termasuk batasannya. Jika kamu memiliki dan menerapkan self-awareness, kecemasan akan berkurang dan membuatmu lebih fokus. Di tempat kerja kamu akan lebih produktif dan memahami tugas serta tanggung jawab dengan baik. 2. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental Memiliki kesadaran yang baik termasuk kesehatan fisik dan mental. Life skill memiliki peran signifikan dalam upaya menyeimbangkan keduanya. Saat kamu menerapkan life skill di tempat kerja dengan baik, maka besar kemungkinan kamu mencapai work-life balance. 3. Membuat sinergi yang baik dengan rekan kerja Menerapkan life skill berarti kamu bisa melihat kualitas dan potensi orang lain. Contohnya, kamu bisa melihat hal positif dan potensi yang dimiliki anggota timmu. Life skill juga membantu kamu lebih memahami rekan kerja dan menemukan strategi yang tepat untuk kerjasama tim. Jika tim sudah saling memahami dengan baik, produktivitas akan meningkat dan berdampak positif pada hasilnya. Cara Meningkatkan Life Skill © Setelah membaca definisi dan contoh-contohnya, jelas bahwa life skill wajib untuk kamu miliki di dunia kerja. Sebab, ia bisa membantumu mengatasi berbagai rintangan yang tak dikenal dengan mumpuni. Namun, bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan ini? Apa yang harus kamu lakukan agar bisa menguasainya secara menyeluruh? Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu ambil untuk meningkatkan kemampuan life skill, seperti disebutkan oleh Indeed. Fokus tingkatkan skill interpersonal. Kelilingi diri dengan orang-orang yang positif. Jangan berhenti untuk mempelajari keterampilan baru. Kembangkan dan pertajam self awareness. Belajar dari mentor atau network profesional yang terpercaya. Itulah pemaparan singkat Glints mengenai definisi, jenis-jenis, dan cara meningkatkan life skill yang perlu kamu ketahui. Intinya, life skill adalah jenis keterampilan yang bisa buat kamu bertahan dalam kehidupan personal dan karier. Maka dari itu, pastikan dulu bahwa kamu sudah menguasainya sebelum memasuki dunia profesional. Nah, selain penjelasan di atas, kamu bisa dapatkan informasi serupa di kanal skills profesional Glints Blog. Di sana, tersedia banyak pembahasan seputar kemampuan profesional dan tips meningkatkannya yang sudah Glints ringkas khusus untuk kamu. Menarik bukan? Yuk, langsung cek kumpulan artikelnya sekarang juga! Life Skills Life Skills for Career Success And How To Improve Them Important Life Skills That Employers Value Life Skills Definition, Examples, & Skills to Build What are life skills? Research Reveals In-Demand Creative Skills And Top Sourcing Strategies For Hard-To-Staff Roles What is flexibility in the workplace? The Importance of Life Skills at Work and at Home . 11 444 44 234 197 250 53 395

kesimpulan penjelasan singkat mengenai sikap dan keterampilan yang dimiliki